Kereta api mulanya dikenal sebagai kereta kuda yangdigunakan untuk menarik rangkaian kereta serta berjalan di jalur yang terbuat dari besi. Sampai seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris George Stephenson menemukan sebuah mesin untuk menggerakkan rangkaian kereta tersebut. Lewat pameran dengan tema “Kereta Api dari Masake Masa” yang digelar oleh House of Sampoerna bekerja sama dengan Heritage Railways Jakarta dan Komuter Surabaya mulai tanggal 04 September – 04 Oktober 2015 di Museum HoS,masyarakat diajak untuk lebih mengenal sejarah perkeretapian dan peninggalannya.
Perkembangan kereta api di Indonesia diawali adanya desakan kebutuhan akan transportasi untuk pengangkutan hasil bumi sebagai barang dagangan untuk dijual ke pasar Internasional, maka pada tahun 1864 di Semarang dibangunlah kereta api pertama oleh Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV.NISM). Kesuksesan NISM ini mendorong perusahaan kereta api milih pemerintah Belanda, Staatspoorwegen (SS) untuk membangun jalur kereta api pertama di Surabaya pada tahun 1875. Seiring dengan perkembangan jaman, kereta api terus melakukan perbaikan dan inovasi untuk memenuhi kenyamanan dan tuntutan masyakarat akan kebutuhan transportasi.
Sebanyak 25 koleksi perlengkapan dan miniatur kereta api milik Heritage Railways Jakarta ditampilkan mewakili setiap masanya. Beberapa koleksi tersebut adalah miniatur loko uap yang masuk ke Indonesia pada tahun 1929, serta mesin cetak tiket edmonson yang dipergunakan sejak 1875 – 1990.
Selain itu, ada 14 koleksi milik kolektor dari Komunitas Peduli dan Pecinta Kereta Api (Komuter) Surabaya seperti tiket kereta api Jogja – Magelang (1970) yang hanya tersisa satu di Indonesia, baut SS (1878), dan lampu hansin yang digunakan untuk memberangkatkan kereta api di malam hari.
Pameran ini merupakan bentuk kepedulian akan sejarah panjang kereta api sebagai salah satu moda transportasi massal di Indonesia, serta berkaitan dengan hari ulang tahun PT KAI ke-70 yang diperingati pada tanggal 28 September 2015. HoS menggelar berbagai kegiatan berkaitan dengan kereta api, selain pameran di museum, bis keliling Surabaya Heritage Track (SHT) dan program jalan kaki Klinong Klinong nang Suroboyo (KKS) menggelar tur khusus dengan mengunjungi beberapa stasiun kereta api di Surabaya.